Oleh: Frans Huby
Hari ini adalah hari ke tiga pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Wamena. Aktivitas masyarakat dibatasi hingga pukul 14:00 dan jika, kedapatan melakukan aktivitas lebih dari jam yang sudah di tentukan maka dikenakan sanksi.
Di setiap ruas jalan dijaga ketat oleh aparat gabungan, ada polisi, Brimob, TNI dan satpol PP dengan senjata lengkap, tanpa petugas kesehatan dengan peralatan medis lengkap untuk memastikan secara medis kondisi kesehatan masyarakat terutama untuk mendeteksi Covid-19 dan apa bila terdeteksi virus Covid-19 maka, dilakukan tindakan medis lebih lanjut namun, itu tidak terjadi dan yang terjadi ialah setiap masyarakat yang lewat di periksa barang bawaan mereka layaknya melakukan swiping alat tajam atau yang lainnya, dan yang menggunakan kendaraan baik motor maupun mobil diperiksa semuanya sampai di dalam isi mobil atau motor hingga, yang menggunakan kendaraan diancam akan disita kendaran milik mereka.
PSBB atau pembatasan sosial berskala besar yang ditetapkan pemerintah dengan dalil melawan Covid-19 adalah hal yang sejatinya menutupi segalah kegagalan pemerintah dalam melawan Covid-19.
PSBB bukan merupakan langkah yang tepat untuk mengatasi Covid-19 namun, hanya upaya pemerintah untuk meresahkan rakyat sebab, dalam penerapannya telah disertai dengan tindakan represif, intidasi, teror hingga penembakan gas air mata yang berujung pada kematian. Di Jayapura salah satu warga sipil telah meninggal dunia akibat ditembak gas air mata dan di Wamena beberapa warga sipil telah suruh push up.
Tindakan pelanggaran HAM dan berbagai kekerasan oleh militer yang berujung pada kematian sudah berlangsung lamah sejak 1960-an hingga saat ini masih terjadi dan akan terus terjadi. Rakyat Papua selalu dianggap sebagai manusia yang bukan manusia sehingga, harus dihilangkan dari tanah Papua sehingga, berbagai macam cara terus di lakukan guna memusnahkan manusia Papua dari tanah Papua.
Kehadiran Indonesia dan tuannya imperialialisme diatas tanah Papua hanyalah untuk menguasai tanah Papua dan mengambil semua isi yang terkandung di dalamnya guna, mengakumulasi keuntungan bagi mereka terutama kaum imperialis.
Dengan ini PSBB akan kemudian, menjadi dalil untuk melakukan berbagai pelanggaran HAM dan tindakan kekerasan lainnya hingga berujung pada kematian.
SEMESTINYA PSBB DAN MOBILISASI TENAGA MEDIS
Covid-19 merupakan virus menular yang menyerang sistem pernapasan manusia yang berujung pada kematian dalam waktu relatif singkat jika, tidak tangani secara cepat terutama bagi mereka yang imun tubuhnya rendah.
Karena, berhubungan dengan kondisi kesehatan manusia sehingga, petugas medislah yang harus dimobilisasi untuk menjadi garda terdepan untuk memerangi Covid-19 dengan amunisi alat pendeteksi Covid-19, alat pelindung diri bagi petugas medis dan vaksin yang diberikan secara gratis kepada pasien positif Covid-19 dan masker serta sabun pencuci tangan kepada mereka yang belum terdeteksi Covid-19 namun, ini tidak terjadi.
Dengan ini kematian rakyat Papua akan terus bertambah, bertambah dan bertambah. Ada yang meninggal dunia karena, terkena Covid-19, karena mengalami kekerasan aparat, karena ditembak, karena kelaran dan belum lagi di wilayah operasi militer.
Kondisi inilah yang disebut penjajahan dan karena, penjajahan inilah yang menjadi salah satu faktor rakyat Papua ingin menentukan nasib sendiri selain kemerdekaan ialah hak segala bangsa sesuai amanat UUD 1945 dan berlandaskan fakta sejarah bangsa Papua Barat.
Post a Comment