Foto bersama Aktivis GempaR dan Black Brother |
Sebagai generasi mudah yg lahir jauh setelah Black Brothers (BB) ada bahkan jauh sebelum BB meninggakan Papua kurang lebih 3 dekade. Hari ini (8 Maret 2015) Bertemu dengan mereka secara langsung adalah suatu kehormatan, dan kebanggan pribadi. bagi musisi mudah di tanah Papua BB berhasil membangkitkan rasa percaya diri sehingga berhenti menggaap bahwa kualitas terbaik di bidang music hanya dari mereka di luar Papua. Namun bagi kami aktivis mahasiswa/i GempaR BB dan musicnya adalah "stimulan" untuk merangsang jiwa dan roh perlawanan sehingga tidak terbuai dengan susana penjajah di Papua hari ini tulis Sekjen GempaR Womsiwor di akun facebook miliknya.
Kedatangan BB kami akui telah melepas kerinduan rakyat Papua, baik dimasa itu (1970-1980) maupun kami generasi hari ini. Dengan latar belakangan politik sehingga personel keluar negeri meminta suaka di berbagai negara. Moment kembalinya BB kedalam negri (papua) setelah 38 tahun adalah sebuah anugrah Tuhan, untuk sekali lagi rakyat Papua menyaksikan putra-putra terbaik mereka yang telah mengangkat martabat rakyat Papua saat itu.
"Menurut Womsimor, usia yang telah senja kembalinya mereka adalah sebuah "reuni" yang tidak boleh dimilki sebatas kelompok orang saja. Tidak boleh juga ada politisasi mereka oleh Pemerintah dan pihak aparat sehingga kedatangan mereka terkesan tertutup. Rakyat papua dan kami generasi muda Papua menghargai berbagai usaha untuk menghadirkan mereka sehingga akan menjaga BB "seperti Jantung Hati kami". namun kami akan sangat kecewa apabila BB dimanfaatkan untuk mendongkrak popularitas oknum tertentu bahkan BB mejadi senjata PILKADA yang sebentar lagi dilaksanakan baik di kabupaten ,kota dan Provinsi. Kata Samuel Womsimor". (ney s)
Post a Comment