wenepapua.com - KTT MELANESIAN SPEARHEAD GROUP (MSG) TANGGAL 14-15 JULI 2016 MEMILIKI NILAI
STRATEGIS DAN PERSEJARAH DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN BANGSA PAPUA BARAT.
Indonesia
melakukan agresi Militer dibawah pimpinan Panglima besar, Soeharto menguasai
tanah Papua sejak tanggal 19 Desember 1961 sampai dengan 2016, (selama 55
tahun), Indonesia melalui Militernya
melakukan pembunuhan masal (tahun 1977 di Wamena dan 1998 di Biak),
Indonesia merekayasa hak Politik Bangsa Papua Barat dengan kekuatan Militer
terhadap rakyat bangsa Papua dengan sewenang-wewenang. Sejarah perampasan dan pencaplokan secara
paksa dengan kepentingan politik dan ekonomi bersama negara kapitalis maka Papua digadaikan
untuk kepentingan Indonesia pada tahun 1969, dimana melakukan pendapat rakyat
(PEPERA) intervensi dan dagang politik ekonomi terjadi pada saat itu dua kepentingan yang terdapat didalamnya yaitu pertama, kepentingan ekonomi karena Papua kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) dan kedua adalah kepentingan politik
pada saat itu terkait PD II dan juga Indonesia baru merdeka kepentingan Belanda
masih ada untuk Indonesia-Amerika dengan Unisoviet-Indonesia.
Perjuang
melawan neo kapitalis-imperialis selama 47 tahun oleh para pejuang terdahulu
dan generasi muda yang berenergik, berintelek dan cerdas pada era digital ini
mampu membuat sejarah baru dengan gaya perlawanan yang cukup elegan, santun dan bermartabat tanpa melakukan kekerasan atau tindakan yang brutal terhadap
kolonial Indonesia. Para pejuang kemerdekaan bangsa Papua Barat bergerilya di hutan belantara dan bergerilya
di kota yang berhadapan langsung dengan moncong senjata terus bertahan dengan
gaya perlawanan yang “unik” dalam
sejarah kemerdekaan bangsa di dunia.
Semangat
organisasi perjuangan kemerdekaan bangsa Papua Barat dibentuk dengan tujuan
yang sama hanya nama yang berbeda dan kota/negara pun berbeda mereka pekerja
secara intens, kontinyu dan terprogram serta kompak memiliki nilai kesatuan,
humanis kebersamaan dan menghargai sebagai satu anak Tanah Papua yang terpatri
dalam diri jiwa anak bangsa Papua. Nilai kesatuan dan satu anak Tanah Papua itu
yang membuat beberapa organisasi tersebut digabungkan (dileburkan) menjadi satu
kekuatan besar yaitu The United Leberation Movement for West Papua (ULMWP)
sekarang bola panas tersebut ditangan ULMWP untuk dapat dimainkan dengan model
dan caranya sendiri. Rakyat hanya support dengan dukungan dalam doa serta
mengharapkan kepada Tuhan untuk memberikan keadilan bagi umat-Nya ditanah yang
Ia tempatkan yaitu Tanah Papua yang selama ini telah dibeli, dirampas,
menguasai dan monopoli tanpa ijin kepada tuan tanah.
Tuntutan
Kemerdekaan bukan soal makan dan minum atau rasa puas dan tidak puas
pembangunan dan nilai trilyunan uang yang diberikan oleh Negara Indonesia
kepada pemerintah daerah di Provinsi Papua dan Papua Barat, hal ini harus dipahami secara baik oleh semua
stackholders ditanah Papua, Indonesia dan negara-negara yang pro kepada
Indonesia. Tuntutan “M e r d e k a” selama 47 tahun teriak merdeka adalah
tentang “Harga diri sebuah bangsa” yang telah dinodai, diperkosa dan merampas
dengan cara yang tidak benar melalui PEPERA 1969. Indonesia harus akui
kesalahan dan harus tau diri atau malu terhadap rakyat Papua dengan demikian
mengakui eksistensi orang Papua di mata dunia sebagai sebuah ras Melanesia.
Sejarah
baru dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Papua Barat, KTT Pemimpin negara -negara anggota MSG akan melakukan pertemuan mulai tanggal 14 -15 Juli 2016 di Solomon Island (Honiara), nanti hal ini akan memiliki nilai strategis tinggi
dan bermanfaat untuk menegakkan wibawa dan harga diri bangsa
Papua dimata dunia dengan kesempatan tersebut ULMWP diterima sebagai anggota
tetap dari pengamat MSG naik tingkat menjadi ke anggota penuh MSG artinya di “Deklarasikan” Papua sebagai
sebuah negara.
Mengangkat Harga diri Bangsa Papua yang selama ini diinjak dan dilecehkan oleh Negara kolonial akan diangkat oleh saudara serumpun Melanesia (MSG), maka telah memiliki syarat pembentukan suatu Negara baru yaitu, ada tiga syarat pertama memiliki rakyat, wilayah dan Pemerintahan serta pengakuan oleh negara lain (pengakuan deklaratif) secara dejure dan hanya tunggu Indonesia mau mengakui Papua sebagai suatu negera baru atau tidak tapi kami harap harus diakui saja.
Jika benar-benar diterima sebagai anggota MSG maka selama ini tunduk kepala akan berdiri tegak, perasaan rendah diri akan berubah menjadi percaya diri, intimidasi dan teror yang menimbulkan rasa takut akan berubah menjadi orang yang bebas dari rasa takut selama ini. Takut di stigma OTK, OPM dan GBK dan lain sebagainya tidak akan timbul lagi.
Selama ini Indonesia merasa diri manusia kasta dan raksasa dengan kekuatan senjata, membentengi diri kemudian menyiksa, membunuh/membantai rakyat Papua akan kopeng kepala sendiri, dengan mindsetnya orang Indonesia bahwa orang Papua tertinggal, primitif, miskin, bodoh dan lain sebagainya akhirnya mereka sudah puas dengan kepintaran dan segala kemampuan yang mereka miliki di negaranya. Sedangkan anggapan-anggapan para kolonial tersebut tidak terbukti dalam diri orang Papua, karena kami ada usaha, kerja keras untuk belajar, bertindak dan cari cara untuk keluar dari genggaman tangan para penjajah yang telah diikat dan dipenjarahkan bertahun-tahun sejak invasi Militer di atas tanah kami secara ilegal.
Penulis
adalah Mahasiswa Pascasarjana di salah satu Perguruan Tinggi di Jakarta
Post a Comment