0

Oleh: Jhon Delver

Ketika negara dalam ancaman besar, akan ada usaha yang besar pula untuk memporak - porandakan gerakan ektrimis, radikal dan apapun yang berbau separatisme. Upaya negara menghancurkan gerakan multi kontra adalah upaya mempertahankan kepentingan besar elit penguasa yang terselubung. Rakyat Papua akan di korbankan, di kambing hitamkan sampai ke akar sendi - sendi kehidupan. Saat ini, orang Papua di tidurkan dengan ribuan pengaruh dan kendali hegemoni. Mulai dari tradisi lokal, kebiasaan sosial, kepentingan elit borjuasi lokal tradisional, sampai menuju kepada eliminasi tatanan bangsa yang sesungguhnya.

Jika multi krisis mulai tercium, akan ada kekuatan penuh yang di kerahkan untuk merasuki setiap manusia Papua yang teralienasi (asing). Ketika diri kita terlihat asing (bermasalah), banyak tawaran yang akan muncul. Disitulah peran Intelejensi memetakan situasi, beradaptasi, berorientasi, sampai ke memecahkan basis - basis demi mencapai tujuan. Suatu kebiadaban kolonial Indonesia menciptakan SDM buat orang Papua adalah menciptakan karakter bangsa yang peka terhadap rangsangan. Mudah tersinggung, ketergantungan, cepat marah, tinggi hati, moderat, malastahu, harap gampang, mental kerupuk, malu hati dan masih banyak lagi sampai kepada memanfaatkan kecemburuan sosial.

Penyakit - penyakit sosial ini jika memberi keuntungan bagi penguasa, maka ini merupakan tugas penguasa dalam mencapai kesadaran palsu. Karena mereka tahu, kesadaran palsu tidak akan memberi ruang (perasan dan tindakan) untuk memahami dan menerima realitas penindasan yang nyata. Dan kesadaran palsu pastinya akan membunuh tanpa melihat penyentuh (sumber). Penyakit sosial yang sudah tidak lazim di seantero tanah Papua adalah saling membunuh karena merebut harta warisan tanah.

Orang yang saling bermasalah akan mengindahkan tawaran yang menguntungkan dirinya, sekalipun harus menghilangkan nyawa saudara sendiri. Praktek menghancurkan dari dalam merupakan skenario intim (terkuat, terdalam dan puncak). Menjauhkan jiwa mudah dari realitas penindasan juga merupakan instrumen settingan. Instrumen yang berperan dari kamuflase ekonomi. Program dan proyek sipil dan pembangunan di lancarkan untuk melihat reaksi kaum muda Papua memilih jalan hidup. Secara keseluruhan, makan minum pakai menjadi tantangan paling berat dalam kehidupan orang Papua. Itulah kendala yang merugikan diri sendiri. Negara Indonesia juga tidak pernah mengajarkan kasih kepada orang Papua. Kasih Tuhan yang di ajarkan melalui gereja tidak menguasai kehidupan bangsa yang seutuhnya.

 Kerja Kasih Tuhan tidak bisa di mulut belaka diatas mimbar, di medan demonstrasi untuk di lihat orang, di tepi jalan untuk di hormati orang. Mengapa seorang Uskup Argentina, Camillo Torres berkata : " biarkan dentuman senjata mengalahkan nyanyian dan puji - pujian yang kosong kepada Tuhan " ? Karena pada abad pencerahan, telah di rasuki elit borjuasi sampai dengan saat ini.

Borjuis Internasional sampai nasional adalah pelaku hitam dalam mengaudit kesadaran manusia demi kepentingan pribadi. Peran program gereja terhadap rakyat Papua telah timpang dan tidak alkitabiah. Peran guru dalam pendidikan tidak merata, peran dokter rumah sakit sangat minim humanis dan hard ekonomis. Peran pemerintah terlambat dan penuh puitis mematikan. Peran aparatur keamanan penuh diskriminasi dan kejam. Peran borjuis lokal tradisional sangat primitif dan intoleran. Semua itu sistem dan pola yang terstruktur demi membunuh orang Papua.

Sebab wajah masyarakat sosial yang merupakan bagian dari kehidupan intim orang Papua sengaja dibuat untuk tidak bersentuhan dengan realitas. Semua kekuatan dan kelebihan orang Papua di manfaatkan untuk membunuh orang Papua sendiri dan inilah rumah bagi para bandit pengkhianat. Dalam perjuangan Papua Merdeka, perjuangan tentang membebaskan bangsa dari penindasan, tidak ada yang namanya mantan pejuang , eks pejuang, senior pejuang, pejuang sembunyi, pejuang rasa - rasa, pejuang dua kaki, ngaku - ngaku pejuang, dll. Yang ada hanya seorang pengkhianat bangsa dan tanah air. Yang ada hanya seorang pengkhianat kebenaran.

Rakyat Papua dan Pelopor yang takut mati demi bangsa dan tanah airnya adalah seorang pengkhianat ! Siapapun yang melawan maupun memanfaatkan kebenaran, dia pengkhianat ! Mengapa ? Karena tanah Papua hari ini sedang sekarat dan butuh pertolongan dari orang - orang yang sadar dan ingin sadar terhadap apa yang terjadi bagi tanah bangsanya sendiri !. Mulailah tanya diri sendiri, apa yang saya lakukan untuk selamatkan Papua !


Penulis adalah Aktivis Komite Nasional Papua Barat [KNPB]


Post a Comment

 
Top