Oleh: John Lock
1. Mengumumkan tiba - tiba hasil tes CPNS 2018.
2. Bagi - bagi uang sisa (pencucian khas).
3. Membuat Organ - organ tandingan (kelompok kontra)
4. Membuka ruang pekerjaan dimana - mana
5. Mengirim pasukan banyak - banyak ke Papua untuk Jaga penguasa dan pemodal, bukan untuk jaga masyarakat apalagi jaga orang Papua.
6. Evaluasi Otsus secara paksa dan inkonstitusi.
7. Persaingan antar elit Borjuis Papua dan Rakyat Papua sendiri. Penguasa Indonesia nonton dari jarak jingkal sesama OAP baku toki sendiri.
Supaya semua orang harus tahu, Otonomi Khusus lahir karena orang Papua minta kemerdekaan sejak 61. Dan sejak Otsus lahir 21 November 2001 sampai 2020 ini, penerapan keistimewaan yang di tuangkan dalam undang - undang otonomi khusus tidak pernah terlaksana.
Inti dari penerapan OTSUS adalah tindakan pemenuhan hak, kesejahteraan, dan kemakmuran (utilitarianisme), tapi sampai saat ini yang mungkin bisa di laporkan dari hasil berlangsungnya Otsus Jilid I di Papua adalah :
1. Sebanyak 87, 3% orang asli Papua secara keseluruhan menderita penyakit kemiskinan dan kesenjangan yang jahat.
2. Setiap hari generasi Papua mabuk - mabukan. Hasil dari minum mabuk daya pikir lemah, badan sakit dan mudah terasut untuk melakukan hal buruk dalam lingkungan sosial yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
3. Antara saudara, teman, keluarga baku bunuh sendiri terkait tanah, jabatan, usaha dan kecemburuan sosial lainnya.
4. Banyak anak putus sekolah, pengangguran dan tingkat kematian paling tertinggi perminggu bahkan lebih dari yang diperkirakan.
5. Ekonomi OAP kurang dari pas - pasan. Tidak ada OAP yang punya toko, perusahaan dan usaha mandiri yang besar. Tidak ada OAP yang jualan kain, baju, bantal
dll di pasar dan pusat perbelanjaan lainnya.
6. Ketergantungan ekonomi paling banyak di hasilkan dari hasil alam (berburu, menjaring, berkebun) dan perjudian (togel, king, gaplek, kartu joker, barter ganja, dll).
7. Ribuan rumah OAP seperti kandang ayam dan babi. Adapun yang mencuri balok, papan, seng, dan kayu untuk membuat rumah karena tidak ada perhatian khusus dari pemerintah.
8. Anak muda mahasiswa dan mahasiswi OAP banyak yang hidup di kos, numpang di orang, walaupun hidup dan sekolah diatas tanah sendiri.
9. ASN OAP dalam tubuh birokrasi sangat minim. Ada juga yang tunggu - tunggu hasil tes CPNS 2 tahun ini sampai almarhum.
10. Hutan rusak, kali tercemar, populasi ikan dan daging menurun, menyebabkan orang Papua di tengah kebingungan menghadapi kerasnya hidup yang semakin susah parah.
11. Tarif BPJS dinaikkan, askes dan pelayanan medis di persulit.
12. Terjadi begitu banyak kesalahan penulisan nama (niat mempersulit) dalam akta, ijasah, KTP dan surat - surat lainya akibat unsur kesengajaan yang berulang - ulang terhadap orang Papua.
13. Jumlah OAP di lembaga, TKBM dan buruh kasar lebih banyak diatas tanahnya sendiri.
Masih banyak lagi hasil penipuan NKRI diatas tanah Papua. Praktek pemusnahan dan penghancuran moral bangsa seperti diatas adalah ulah kaum penguasa dan pemodal yang menguras sumber daya alam diatas tanah Papua. Orang Papua dari muda sampai tua yang tidak kritis melihat persoalan bangsa, tanpa dibunuh, otomatis akan mati dengan sendirinya.
Menerima Otsus Jilid II berarti menerima penjajah Indonesia melanjutkan praktek pemusnahan alam dan manusia Papua diatas tanah Papua. Kunci kesengsaraan orang Papua ada pada Otonomi Khusus ! Jika Otsus Jilid II berlanjut 20 tahun lagi, jangan pernah bermimpi basah Papua akan sejahtera, itu mitos dan omong kosong yang tidak akan pernah terwujud jIka Papua tetap bagian dari NKRI.
Jalan terakhirnya hanya satu pilihan :
Tolak Otsus Jilid II buatan Jakarta dan tentukan nasib bangsamu sendiri !
Penulis adalah Aktivis Komite Nasional Papua Barat (KNPB)
Post a Comment