0

Agustiana Sekjen Serikat Petani Pasundan (SPP), juga sebagai tokoh hidup gerakan mahasiswa Indonesia angkatan 80, 90, pada tahun 1998 divonis 12 tahun penjarah, namun dibebaskan dari penjarah pada tahun 2000 oleh Gusdur.

Dia mengatakan membangun gerakan dan perlawanan mahasiswa tidaklah mudah. Saat itu, kita mampu membangun hingga ribuan mahasiswa, dihancurkan tingkal 50an orang, kami bangun kembali menjadi 100an orang dihancurkan kembali tinggal 3 orang. Proses seperti itu terus terjadi. Tetapi yang terpenting semangat perjuangan.

Agustiana mengatakan jangan pernah pesimis dalam perjuangan karena seorang diri atau sedikit. Atau betapa sulitnya itu. Karena pemenang itu tidaklah banyak. Hanya membutuhkan Juara pertama, juara kedua, juara ketiga, dan juara harapan, seperti itulah seorang aktivis mahasiswa.
Agustiana mengatakan, ideologi tanpa Teologi adalah kemustahilan. Ideologi adalah dasar sedangkan Teologi adalah bangunannya. Sebab kehidupan seorang pejuang sejatihnya untuk menghormati manusia, untuk mengangkat harkat dan martabat manusia lainnya.
Agustiana mengatakan, ketika di Calcuta akan terjadi kiamat, karena penyakit kusta yang diderita seluruh rakyat, Yesus dilahirkan kembali melalui Bunda Teresa, untuk membatalkan kiamat itu. Seperti itulah seorang aktivis mahasiswa yang akan bermetamorfosis menjadi pejuang rakyat yang sebenarnya. Untuk mencegah berbagai kiamat rakyat seperti itu.

Menjadi aktivis mahasiswa adalah proses pembentukan karakter perjuangan sejatih. Tanpa proses didalam kampus menjadi aktivis mahasiswa dia tidak akan pernah bertahan penjadi seorang perjuang. Sebab jalan menjadi seorang pejuang adalah ideologinya terbentuk dijalanan sebagai sebagai seorang demonstran.
Bagi Agustiana gerakan mahasiswa yang tidak berafiliasi politik (parpol) akan lebih kuat idealisme dan ideologinya.
Untuk Toleransi umat beraga Agsutiana yang serorang Muslim mengatakan, saat saya di penjarah ditasikmalaya, saya tidak di besuk oleh seorang Ustad, tetapi seorang Pastor yang berusia 80 tahun, ia naik bus dari Jakarta untuk menjumpai saya. Saat menjadi DPO, saya disebunyikan oleh Gereja Khatolok dan Protestan. Saya tetap seorang muslim yang belajar dari Yesus.

Agustiana adalah salah seorang aktivis mahasiswa yang setelah reformasi, menolak menerima pembagian "kue" kekuasaan seperti teman-teman seangkatannya. Dia kembai kampungnya di Tasikmalaya dan mendirikan Serikat Petani Pasundan (SPP).
Dari SPP Agustiana telah memiliki ribuan bahkan sejuta kader. SPP sendiri telah berada di seluruh Jawah Barat dan telah memiliki Sekolah (SD,SMP,SMK) gratis di pedalaman tasikmalaya, Garus, ciamis, bahkan panagndaran.

Sekolah tersebut bagi Agustiana adalah untuk melanjutkan perjuangan rakyat yang belum merdeka di atas Tanah air mereka. Hingga kini Agustiana masih menjadi Seorang Demonstran.

Tanah Pasundan, 22 Februari 2016
Yason Ngelia

Post a Comment

 
Top