Werene News Papua

Operasi TRIKORA: Pendudukan dan Agresi Militer RI & Catatan untuk Papua Baru

Admin 0 Analisis, Artikel, Sejarah 16:22

<p><b>Oleh: Benyamin Lagowan</b></p><p><span style="background-color: white; color: #050505; font-family: inherit; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinbtihJKBGIEZGyqEgG6quNn1qiYh8Dc4a1fNLOfWpkC5QSqIdTHWLKHnJ8Jd3PsVgZsTS4Rq9iMwDk14QmhgF030uJE2DetzjOklOKYLW7RU5n-M-vlQEQyMwbz9vr1sx901SCwkI2Q/s488/xx.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="350" data-original-width="488" height="288" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinbtihJKBGIEZGyqEgG6quNn1qiYh8Dc4a1fNLOfWpkC5QSqIdTHWLKHnJ8Jd3PsVgZsTS4Rq9iMwDk14QmhgF030uJE2DetzjOklOKYLW7RU5n-M-vlQEQyMwbz9vr1sx901SCwkI2Q/w400-h288/xx.jpg" width="400" /></a></div>Massa rakyat Indonesia  saat mendengar pidato Soekarno untuk mencaplok Papua di Alun-Alun Utara, Yogyakarta pada 19 Desember 1961<p></p><p><b style="color: #050505; font-family: inherit; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;">Di Hollandia umur kemerdekaan bangsa Papua yang diproklamasikan para nasionalis Papua di bawah arahan rezim pemerintahan Belanda pada 1 Desember 1961  tak berlangsung lama. Bintang fajar dan lagu Hai Tanahku Papua berkibar dan berkumandang hanya 'seumur jagung'. Karna cuma bisa bertahan 18 hari lamanya. Pada hari ini, 19 Desember 1961 atau 59 tahun lalu dari alun-alun utama Kota Yogyakarta, Ir. Soekarno mengeluarkan TRIKORA atau yang dikenal sebagai "Tiga Komando Rakyat" yang berisi tiga poin komando berikut: pertama, bubarkan negara boneka buatan Belanda. Kedua, Kibarkan Sang Saka Merah Putih di Irian Barat. Ketiga, siapkan mobilisasi umum rakyat Indonesia.</b></p><div class="o9v6fnle cxmmr5t8 oygrvhab hcukyx3x c1et5uql ii04i59q" style="animation-name: none !important; background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin: 0.5em 0px 0px; overflow-wrap: break-word; transition-property: none !important; white-space: pre-wrap;"><div dir="auto" style="animation-name: none !important; font-family: inherit; transition-property: none !important;">Seruan itu menjadi sinyal betapa kuatnya karakter anti imperialisme Soekarno. Tapi juga menandai imperialisme dan sekaligus kolonialisme Indonesia sendiri atas West Papua. Sebagaimana wanti Drs. Moh. Hatta dalam sidang BPUPKI. Soekarno yang sedang berada di bawah mabuk spirit anti kapitalisme-imperialisme menggelorakan perlawanan total terhadap Belanda dan sisa² sifatnya dari bumi Asia. Inilah yang sekiranya jadi alasan kuat bagi Soekarno hingga tak pernah berpikir potensinya menjadi kolonialis baru atas bangsa Papua Barat. </div></div><div class="o9v6fnle cxmmr5t8 oygrvhab hcukyx3x c1et5uql ii04i59q" style="animation-name: none !important; background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin: 0.5em 0px 0px; overflow-wrap: break-word; transition-property: none !important; white-space: pre-wrap;"><div dir="auto" style="animation-name: none !important; font-family: inherit; transition-property: none !important;">Soekarno menurunkan ribuan pasukan militernya melalui beberapa tahap, yakni infiltrasi, eksploitasi dan konsolidasi. Invasi militer itu dengan berbagai dinamikanya dalam sekejap berhasil menguasai dan mengambil alih teritori West Papua: jauh sebelum 1963 dan 1969 yang diperingati sebagai hari kembalinya Papua ke pangkuan ibu pertiwi RI dan jajak pendapat yang diklaim menyatakan integrasi Papua ke NKRI final. Belanda didepak atas tekanan dan kepentingan Amerika. </div></div><div class="o9v6fnle cxmmr5t8 oygrvhab hcukyx3x c1et5uql ii04i59q" style="animation-name: none !important; background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin: 0.5em 0px 0px; overflow-wrap: break-word; transition-property: none !important; white-space: pre-wrap;"><div dir="auto" style="animation-name: none !important; font-family: inherit; transition-property: none !important;">Sejak itu berbagai operasi militer telah dilakukan untuk memantapkan integrasi politik Indonesia atas West Papua. Sampai dengan yang terbaru hari ini Operasi Militer masih berlangsung di Nduga, Intan Jaya  dan Puncak Jaya. Semua itu menandaskan bahwa modalitas utama pondasi dasar Indonesia atas bumi West Papua adalah kokohnya kendali militer. Militerisme menjadi modal, suksesnya administrasi Indonesia yang kini bercongkol di atas bumi West Papua.</div></div><div class="o9v6fnle cxmmr5t8 oygrvhab hcukyx3x c1et5uql ii04i59q" style="animation-name: none !important; background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin: 0.5em 0px 0px; overflow-wrap: break-word; transition-property: none !important; white-space: pre-wrap;"><div dir="auto" style="animation-name: none !important; font-family: inherit; transition-property: none !important;">Oleh karna itu, untuk kebutuhan membangun Papua baru baik dalam kerangka NKRI maupun di luar NKRI. Militerisme dan pendekatannya adalah mutlak akan terus dipakai. Tanpa itu otoritas Indonesia atas tanah Papua akan jadi mengambang. Dengan demikian tuntutan dan permintaan demiliterisasi di West Papua itu adalah kekeliruan dan jika bisa kemungkinannya kecil terlaksana.</div></div><div class="o9v6fnle cxmmr5t8 oygrvhab hcukyx3x c1et5uql ii04i59q" style="animation-name: none !important; background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin: 0.5em 0px 0px; overflow-wrap: break-word; transition-property: none !important; white-space: pre-wrap;"><div dir="auto" style="animation-name: none !important; font-family: inherit; transition-property: none !important;">Berdasarkan basis historis itulah militerisme selalu dijadikan senjata andalan sebagai pendekatan utama Jakarta atas Papua. Model pendekatan ini akan terus dipakai sepanjang menjanjikan bagi tegak dan kokohnya eksistensi NKRI atas West Papua. Sementara itu Pendekatan kesejahteraan hanya akan dipakai secara ambigu demi pembangunan yang bias pendatang demi suksesi setller Colonialism yang sedang di dorong di bawah tanah secara sistematis dan terstruktur. </div></div><div class="o9v6fnle cxmmr5t8 oygrvhab hcukyx3x c1et5uql ii04i59q" style="animation-name: none !important; background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin: 0.5em 0px 0px; overflow-wrap: break-word; transition-property: none !important; white-space: pre-wrap;"><div dir="auto" style="animation-name: none !important; font-family: inherit; transition-property: none !important;">Dengan demikian,  jelaslah jalan utama mewujudkan cita² Papua baru itu apa dan bagaimana. Selamat memperingati hari pertemuan yang tak terduga dan tak terencana dari Tuhan Allah bangsa Papua. Hari turbulensi antar dua bangsa yang berbeda ras, etnis,  budaya dan peradaban serta geografis ini. </div></div><div class="o9v6fnle cxmmr5t8 oygrvhab hcukyx3x c1et5uql ii04i59q" style="animation-name: none !important; background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin: 0.5em 0px 0px; overflow-wrap: break-word; transition-property: none !important; white-space: pre-wrap;"><div dir="auto" style="animation-name: none !important; font-family: inherit; transition-property: none !important;">Jayapura,  19 Desember 2020</div></div><div class="o9v6fnle cxmmr5t8 oygrvhab hcukyx3x c1et5uql ii04i59q" style="animation-name: none !important; background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin: 0.5em 0px 0px; overflow-wrap: break-word; transition-property: none !important; white-space: pre-wrap;"><div dir="auto" style="animation-name: none !important; font-family: inherit; transition-property: none !important;">The Street Doctor</div></div>

Operasi TRIKORA: Pendudukan dan Agresi Militer RI & Catatan untuk Papua Baru

Oleh: Benyamin Lagowan Massa rakyat Indonesia saat mendengar pidato Soekarno untuk mencaplok Papua di Alun-Alun Utara, Yogyakarta pada 19 D...

Baca Selanjutnya

Posko Eksodus Nduga Se-Indonesia Mengecam Tindakan Brutal TNI-Polri Terhadap Mahasiswa Uncen

Admin 0 Artikel, Mahasiswa 14:21

<p><span style="background-color: white; color: #050505; font-size: 11.5pt;"><b></b></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhem0cMe4vK0dVQUcyT8nM4dpKrPSwZcJ3SLke_nf0MbMFBhPUq3IY5Lgk3lrHioIFFt3gYisVHrfuugjHmdlzxGXAYG6uPrl4dJ3CZQO38hgfizpOqOpP7vzxwZ1gCkXZq-uKX_w4hlg/s720/1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="338" data-original-width="720" height="188" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhem0cMe4vK0dVQUcyT8nM4dpKrPSwZcJ3SLke_nf0MbMFBhPUq3IY5Lgk3lrHioIFFt3gYisVHrfuugjHmdlzxGXAYG6uPrl4dJ3CZQO38hgfizpOqOpP7vzxwZ1gCkXZq-uKX_w4hlg/w400-h188/1.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Polisi membubarkan massa aksi mahasiswa Universitas Cenderawasih, Jayapura Selasa (27/10/2020)<br /></td></tr></tbody></table><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b></b></div><b><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>JAYAPURA - Hari demi hari, kehidupan Orang Asli
Papua selalu terancam akan hak-hak demokrasinya di Negara Indonesia ini. Setiap
saat Orang Asli Papua mengalami kekerasan fisik maupun psikis oleh pendekatan
militerisik yang sangat kejam, rasis dan tidak manusiawi. Semua ini adalah
murni dari kehadiran penindasan kolonialisme atas nama jargon NKRI HARGA MATI
di Tanah Papua oleh pertahanan aparat TNI-POLRI, yang tidak lepas dari
kepentingan untuk melindungi produk hukum birokrasi pemerintah yang menindas
politik rakyat dan alat-alat vital investor dari Negara-negara kapitalis di
Tanah Papua.</b><p></p>

<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="color: #050505; font-family: "inherit",serif; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p> </o:p></span><span style="color: #050505; font-size: 11.5pt;">Setiap ketidak adilan yang terjadi
terhadap Orang Asli Papua, tentunya akan melahirkan perlawanan rakyat,
perlawanan pemuda dan intelektual Orang Papua untuk mengkritisi ketidakadilan
tersebut sebagaimana kepenuhan hak-hak politik setiap orang yang menuntut
keadilan, guna melindungi hak-hak demokrasi, hukum dan HAM yang semestinya
dicita-citakan oleh semua masyarakat dunia, termasuk Orang Asli Papua di
Tanahnya sendiri.</span></p>

<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="color: #050505; font-family: "inherit",serif; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kesadaran Orang Asli Papua untuk
melindungi dan menyelelamatkan masa depan Manusia dan Alam Leluhur Tanah Papua
selalu lahir disetiap hati dan pemikiran setiap Orang Asli Papua. Hal ini
sangat mendasari aktivis pemuda dan Mahasiswa Papua sebagai intelektual kampus
yang sadar pada tindakan-tindakan kongkrit seperti diskusi dan aksi-aksi protes
terhadap adanya ketidakadilan hokum dan HAM yang tidak pernah ada secara
demokratis untuk Orang Asli Papua. Kita bisa lihat pada aksi-aksi damai yang
dilakukan oleh seluruh mahasiswa Papua dimana saja akan selalu mengalami
pembungkaman ruang demokrasi oleh kekerasan militeristik yang kejam.<o:p></o:p></span></p>

<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="color: #050505; font-family: "inherit",serif; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p> </o:p></span><span style="color: #050505; font-size: 11.5pt;">Di hari ini, Selasa (27 Oktober 2020)
kita bisa melihat bahwa ada pembungkaman ruang demokrasi yang dilakukan oleh
pendekatan aparat TNI-POLRI atas Aksi Demo Damai Penolakan UU OTSUS Jilid II
yang dilakukan oleh Mahaiswa Universitas Negeri Cenderawasi (UNCEN) Jayapura.
Kenyataan ini dimana, kehadiran “TNI-POLRI MENGGUNAKAN PENDEKATAN MILITERISTIK
DALAM MENGHADAPI MASA AKSI DAMAI TOLAK UU OTSUS tersebut. Secara langsung, hal
ini sudah menciderahi praktik-praktik dari prinsip demokrasi yang berlaku di
jaman revormasi ini.</span></p>

<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="color: #050505; font-family: "inherit",serif; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Padahal pada prinsipnya aksi demonstrasi
telah dijamim oleh perlindungan Konstitusi Negara, dimana dalam UU Nomor 9
Tahun 1998. Dalam ketentuan tersebut diatur mekanisme penyampaian pendapat
serta bagaimana sikap dan tindakan aparat kemanan dalam mengawal
terimplementasi kemerdekaan menyampaikan pendapat. Sekalipun demikian
ketentuannya, namun pada prakteknya TNI- POLRI selaku aparat kemanan Negara di
papua cenderung memgabaikan fungsi UU tersebut sebagaimana kemerdekaan menyampaikan
pendapat di muka umum oleh setiap orang/warga Negara di Indonesia, termasuk
Orang Asli Papua, khususnya Aksi Demo Damai yang dilakukan oleh Mahasiswa Uncen
hari ini.<o:p></o:p></span></p>

<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="color: #050505; font-family: "inherit",serif; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pada realita kejadian dari kronologis
yang kami peroleh, Faktanya bahwa Aksi damai menolak UU Otsus Papua yang
dilakukan oleh Mahasiswa Papua pada tanggal 27 Oktober 2020 telah dihadang oleh
gabungan aparat keamanan dari TNI-POLRI yang keberpihakanya diluar dari
pendekatan Konstitusi demokrasi, hokum dan HAM yang berlaku di Negara Indonesia
ini. Karena praktek dari kehadiran aparat gabungan TNI-POLRI justru mengunakan
pedekatan kekerasan yang mengakibatkan adanya pembubaran paksa terhadap masa
aksi. <o:p></o:p></span></p>

<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="color: #050505; font-family: "inherit",serif; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Penangkapan paksa yang dilakukan aparat
kemanan terhadap 13 orang masa aksi damai yang ditangkap pada titik aksi di
Gapura Uncen bawah, yakni: (1). APNIEL DOO; (2). JHON F TEBAI; (3). DONI PEKEI;
(4). YABET LIKAS DEGEI; (5). MERIKO KABAK; (6). ORGIS KABAK; (7). CARLES SIEP;
(8). ONES SAMA; (9). YANIAS MIRIN; (10). ARKILAUS LOKON; (11). KRISTIANBUS
DEGEI; (12). LABAN HELUKAN; dan (13). AUSILIUS MAGAI. Sementara satu korban
kena tembak yang dimaksud, atas nama <o:p></o:p></span></p>

<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="color: #050505; font-family: "inherit",serif; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“MATIAS SUU (Mahasiswa Uncen Semester
7)”.</span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOprn4TPbp-JkiFTqTFiSAoVkZX17D8h-g_8oiSCdQ3bJkBms9DlOTiuz0ac0X4E7S3vVxowxqB48uecQQtPfl33C9subR4yIno530-d_4c02NeaRN2eANUJKkbTxX2rhfUiUu-Pi-jQ/s640/2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="480" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOprn4TPbp-JkiFTqTFiSAoVkZX17D8h-g_8oiSCdQ3bJkBms9DlOTiuz0ac0X4E7S3vVxowxqB48uecQQtPfl33C9subR4yIno530-d_4c02NeaRN2eANUJKkbTxX2rhfUiUu-Pi-jQ/w240-h320/2.jpg" width="240" /></a></div><br /><o:p></o:p><p></p>

<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="color: #050505; font-family: "inherit",serif; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Bukti dari kronologis ini, telah
menggambarkan bahwa fakta kejadian aksi demo damai penolakan UU OTUSUS yang
dilakukan oleh teman-teman kami Mahasiswa Uncen pada hari ini, telah menjadi
sorotan langsung oleh seluruh masyarakat Papua dan Masyarakat Indonesia yang ikut
memantau kejadian tersebut lewat akses dari berbagai sarana komunikasi yang
ada. Dan bagi, kami Posko Exodus Pelajar dan Mahasiswa Nduga Se – Indonesia
telah mengikuti, mengkritisi dan menilai juga, bahwa:<o:p></o:p></span></p>

<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="color: #050505; font-family: "inherit",serif; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: "Segoe UI"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kesimpulannya, HUKUM Indonesia itu RASIS
terhadap kami Orang Asli Papua. Hal ini sehingga perlakuan pendekatan Aparat
TNI-POLRI yang sudah berlaku ANARKISME pada aksi demo damai yang dilakukan oleh
teman-teman kami Mahasiswa Uncen pada 27 Oktober 2020 ini, tidak akan ada
jaminan keadilan yang berlaku adil sesuai perkara kejahatan demokrasi, hokum
dan HAM yang dilakukan oleh Aparat TNI-POLRI yang bertugas pada aksi demo damai
yang dilakukan. <o:p></o:p></span></p>

Posko Eksodus Nduga Se-Indonesia Mengecam Tindakan Brutal TNI-Polri Terhadap Mahasiswa Uncen

Polisi membubarkan massa aksi mahasiswa Universitas Cenderawasih, Jayapura Selasa (27/10/2020) JAYAPURA - Hari demi hari, kehidupan Orang As...

Baca Selanjutnya

Papua Di Tengah Kontra Revolusi

Admin 0 15:00

<p style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span class="6qdm"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #1d2129; font-family: "Segoe UI Symbol",sans-serif; mso-bidi-font-family: "Segoe UI Symbol";">Oleh: John Delver</span></b></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #1d2129; font-family: "Helvetica",sans-serif; font-size: 10.5pt;"><br style="mso-special-character: line-break;" />
<br style="mso-special-character: line-break;" />
<o:p></o:p></span></b></p>

<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 4.5pt; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #1d2129; font-family: "Helvetica",sans-serif; font-size: 10.5pt;"><b></b></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLzi0ffk8P6cHYL9MJ7vWhAbR-bJQ3Qu8qfnl2aXK1_vy79sFvjFU9T7Eb27lcxhT1aXRm2pnY97nhUGffjfMhdwnIjFN04_H8lBcWHnkbShXsr19o3W1F0716S4K8MatojWVQ9dK8_Q/s960/101713246_126921822349541_5097218623697584128_o.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="666" height="328" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLzi0ffk8P6cHYL9MJ7vWhAbR-bJQ3Qu8qfnl2aXK1_vy79sFvjFU9T7Eb27lcxhT1aXRm2pnY97nhUGffjfMhdwnIjFN04_H8lBcWHnkbShXsr19o3W1F0716S4K8MatojWVQ9dK8_Q/w226-h328/101713246_126921822349541_5097218623697584128_o.jpg" width="226" /></a></b></div><b>Revolusi itu perubahan. Sebuah perubahan yang didasari dengan
latar belakang cita - cita pembebasan yang penuh semangat patriotisme. Tanpa
dasar perlawanan, revolusi mudah di ombang - ambingkan. Katakan saja sebuah
perubahan tatanan (cara hidup) sosial bangsa yang sudah usang ke bentuk yang
lebih baru dan baik.</b><o:p></o:p><p></p>

<p class="MsoNormal" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><o:p> </o:p><b>Penulis adalah Aktivis Komite Nasional Papua Barat (KNPB)</b></p>

Papua Di Tengah Kontra Revolusi

Oleh: John Delver Revolusi itu perubahan. Sebuah perubahan yang didasari dengan latar belakang cita - cita pembebasan yang penuh semanga...

Baca Selanjutnya

Memahami Tabiat Provokasi !

Admin 0 Artikel 14:51

<p style="background: white; margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;"><span style="color: #1c1e21; font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 10.5pt;"><b>Oleh: John Delver*)</b></span></p>

<p style="background: white; margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 4.5pt;"><span style="color: #1c1e21; font-family: "Helvetica",sans-serif; font-size: 10.5pt;"><b></b></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilvSSxwE0SkEFHJUiCNPusRr2B0YBV8o01oE8zZgdz_1mBn6D051cB5Z7ehPKu16BZZ5VZUaJXOwYw3aOX_4_x1lsFAWod5TrKEandBAKiuRkzVemCEWgrSRclJKSZBLtD9jwP-3tEgg/s712/117197411_150532846655105_5435842115261943987_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="430" data-original-width="712" height="309" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilvSSxwE0SkEFHJUiCNPusRr2B0YBV8o01oE8zZgdz_1mBn6D051cB5Z7ehPKu16BZZ5VZUaJXOwYw3aOX_4_x1lsFAWod5TrKEandBAKiuRkzVemCEWgrSRclJKSZBLtD9jwP-3tEgg/w512-h309/117197411_150532846655105_5435842115261943987_n.jpg" width="512" /></a></b></div><b>Papua itu kekayaan alamnya dicuri, orangnya dihina sambil
dibunuh. Kalau punya mata dan hati pasti melihat. Jangan bilang Papua ini semua
punya tapi tidak buat apa - apa untuk mempertahankannya. Jadi antara kenyataan
dan kemauan berujung dilema, inilah fase awal.</b><o:p></o:p><p></p>

<p style="background: white; margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;"><span style="color: #1c1e21; font-family: "inherit",serif; font-size: 10.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Jangan lihat ketertinggalan Papua
dari kacamata Enkaeri. Membangun Papua tak usah dengan embel - embel S1, S2,
S3, Es Teh, dll. Tanah Papua tidak butuh nilai dan penilaian Enkaeri untuk di
bangun. Cukup posisikan matamu melihat ketidakmampuan negara memperlakukan
orang Papua. Antara hak dan kewajiban tidak saling merasuki, inilah fase
ketiga.<o:p></o:p></span></p>

<p style="background: white; margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 4.5pt;"><span style="color: #1c1e21; font-family: "inherit",serif; font-size: 10.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Otsus (Otonomi Khusus) itu uang
darah, hasil Pt. Freeport itu hasil rampasan, Pepera (Penentuan Pendapat
Rakyat) itu ruang pemusnahan, Orang Asli Papua mati, dibayar pakai hasil tanah
Papua sendiri. Ini sungguh melawan hukum alam (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">invalid humanite</i>). Antara tuntutan dan solusi mengalami
kerenggangan, inilah fase keempat.<o:p></o:p></span></p>

<p style="background: white; margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 4.5pt;"><span style="color: #1c1e21; font-family: "inherit",serif; font-size: 10.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Setiap hari orang Papua mengeluh
dan mati. Pengeluhan yang bertumpuk - tumpuk tanpa di tanggapi, di posisikan
dan di selesaikan akan mengakui dan mengaudit karakter sosial bangsa ke arah
era primitif. Itulah mengapa penjajahan di Papua bersifat kolonialisme
primitif. Identitas dan jatidiri sangat tidak diakui, inilah fase terakhir
(kelima), fase yang merupakan tujuan Indonesia tetap langgeng di Papua.<o:p></o:p></span></p>

<p style="background: white; margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 4.5pt;"><span style="color: #1c1e21; font-family: "inherit",serif; font-size: 10.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Untuk melihat realitas di Papua
dan berbagai upaya penjajah Ilegal menduduki tanah Papua itu sedehana, hanya
butuh kepastian emosional dan keseriusan berpikir. Dan, simpulnya, seperti kata
Victor Yeimo, " Mari kita kutuk Perlakuan Negara Indonesia atas Rakyat
Papua selama setengah abad ini " !<o:p></o:p></span></p>

<p style="background: white; margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 4.5pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #1c1e21; font-family: "inherit",serif; font-size: 10.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Penulis adalah Akitivis Komite Nasional Papua Barat (KNPB)<o:p></o:p></span></b></p>

Memahami Tabiat Provokasi !

Oleh: John Delver*) Papua itu kekayaan alamnya dicuri, orangnya dihina sambil dibunuh. Kalau punya mata dan hati pasti melihat. Jangan...

Baca Selanjutnya

Dongeng Almarhum OTSUS !

Admin 0 Anim Ha, Artikel 14:45

<p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;"><b>Oleh: John Lock</b></p><p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;"><br /></p><p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzGvY4-WjNAfsAUKiHbNw_zirvfFGtRhQY8wcc46phZhNOJjTBWcUzRCip5QsIF2pLt0NiiWldyJ6lBWYGbPcuOvUqI3X272gsg-8SZU5QrSeqm8-BFReS7_-Jrs-8r7YUoomQ2ZCMWQ/s600/113467656_146662623708794_6649662519776740372_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="423" data-original-width="600" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzGvY4-WjNAfsAUKiHbNw_zirvfFGtRhQY8wcc46phZhNOJjTBWcUzRCip5QsIF2pLt0NiiWldyJ6lBWYGbPcuOvUqI3X272gsg-8SZU5QrSeqm8-BFReS7_-Jrs-8r7YUoomQ2ZCMWQ/s0/113467656_146662623708794_6649662519776740372_n.jpg" /></a></div>Cobalah berpikir yang rasional dan realistis, seketika wacana Tolak Otsus Jilid II yang mengaum begitu besar, dan sudah sampai pada tahap pernyataan sikap yang serius, musuh (penjajah penguasa Indonesia) mulai bereaksi mengacaukan situasi dan menawarkan makanan basi kepada orang Papua. Beberapa situasi yang mungkin nyata dapat kita saksikan adalah :<p></p><p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;">1. Mengumumkan tiba - tiba hasil tes CPNS 2018.<br />2. Bagi - bagi uang sisa (pencucian khas).<br />3. Membuat Organ - organ tandingan (kelompok kontra)<br />4. Membuka ruang pekerjaan dimana - mana<br />5. Mengirim pasukan banyak - banyak ke Papua untuk Jaga penguasa dan pemodal, bukan untuk jaga masyarakat apalagi jaga orang Papua.<br />6. Evaluasi Otsus secara paksa dan inkonstitusi.<br />7. Persaingan antar elit Borjuis Papua dan Rakyat Papua sendiri. Penguasa Indonesia nonton dari jarak jingkal sesama OAP baku toki sendiri.</p><p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;">Supaya semua orang harus tahu, Otonomi Khusus lahir karena orang Papua minta kemerdekaan sejak 61. Dan sejak Otsus lahir 21 November 2001 sampai 2020 ini, penerapan keistimewaan yang di tuangkan dalam undang - undang otonomi khusus tidak pernah terlaksana.</p><p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;">Inti dari penerapan OTSUS adalah tindakan pemenuhan hak, kesejahteraan, dan kemakmuran (utilitarianisme), tapi sampai saat ini yang mungkin bisa di laporkan dari hasil berlangsungnya Otsus Jilid I di Papua adalah :</p><p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;">1. Sebanyak 87, 3% orang asli Papua secara keseluruhan menderita penyakit kemiskinan dan kesenjangan yang jahat.<br />2. Setiap hari generasi Papua mabuk - mabukan. Hasil dari minum mabuk daya pikir lemah, badan sakit dan mudah terasut untuk melakukan hal buruk dalam lingkungan sosial yang merugikan diri sendiri dan orang lain.</p><p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;">3. Antara saudara, teman, keluarga baku bunuh sendiri terkait tanah, jabatan, usaha dan kecemburuan sosial lainnya.</p><p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;">4. Banyak anak putus sekolah, pengangguran dan tingkat kematian paling tertinggi perminggu bahkan lebih dari yang diperkirakan.</p><p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;">5. Ekonomi OAP kurang dari pas - pasan. Tidak ada OAP yang punya toko, perusahaan dan usaha mandiri yang besar. Tidak ada OAP yang jualan kain, baju, bantal<br />dll di pasar dan pusat perbelanjaan lainnya.</p><p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;">6. Ketergantungan ekonomi paling banyak di hasilkan dari hasil alam (berburu, menjaring, berkebun) dan perjudian (togel, king, gaplek, kartu joker, barter ganja, dll).</p><p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;">7. Ribuan rumah OAP seperti kandang ayam dan babi. Adapun yang mencuri balok, papan, seng, dan kayu untuk membuat rumah karena tidak ada perhatian khusus dari pemerintah.</p><p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;">8. Anak muda mahasiswa dan mahasiswi OAP banyak yang hidup di kos, numpang di orang, walaupun hidup dan sekolah diatas tanah sendiri.</p><p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;">9. ASN OAP dalam tubuh birokrasi sangat minim. Ada juga yang tunggu - tunggu hasil tes CPNS 2 tahun ini sampai almarhum.</p><p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;">10. Hutan rusak, kali tercemar, populasi ikan dan daging menurun, menyebabkan orang Papua di tengah kebingungan menghadapi kerasnya hidup yang semakin susah parah.</p><p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;">11. Tarif BPJS dinaikkan, askes dan pelayanan medis di persulit.</p><p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;">12. Terjadi begitu banyak kesalahan penulisan nama (niat mempersulit) dalam akta, ijasah, KTP dan surat - surat lainya akibat unsur kesengajaan yang berulang - ulang terhadap orang Papua.</p><p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;">13. Jumlah OAP di lembaga, TKBM dan buruh kasar lebih banyak diatas tanahnya sendiri.</p><p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;">Masih banyak lagi hasil penipuan NKRI diatas tanah Papua. Praktek pemusnahan dan penghancuran moral bangsa seperti diatas adalah ulah kaum penguasa dan pemodal yang menguras sumber daya alam diatas tanah Papua. Orang Papua dari muda sampai tua yang tidak kritis melihat persoalan bangsa, tanpa dibunuh, otomatis akan mati dengan sendirinya.</p><p style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px;">Menerima Otsus Jilid II berarti menerima penjajah Indonesia melanjutkan praktek pemusnahan alam dan manusia Papua diatas tanah Papua. Kunci kesengsaraan orang Papua ada pada Otonomi Khusus ! Jika Otsus Jilid II berlanjut 20 tahun lagi, jangan pernah bermimpi basah Papua akan sejahtera, itu mitos dan omong kosong yang tidak akan pernah terwujud jIka Papua tetap bagian dari NKRI.</p><p style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px 0px;">Jalan terakhirnya hanya satu pilihan :<br />Tolak Otsus Jilid II buatan Jakarta dan tentukan nasib bangsamu sendiri !</p><div><p style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px 0px;"><br /></p></div><div><p style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 6px 0px 0px;"><b>Penulis adalah Aktivis Komite Nasional Papua Barat (KNPB)</b></p></div>

Dongeng Almarhum OTSUS !

Oleh: John Lock Cobalah berpikir yang rasional dan realistis, seketika wacana Tolak Otsus Jilid II yang mengaum begitu besar, dan sudah samp...

Baca Selanjutnya

Kenali Mental PNS, Budak Penjajah Enkaeri !

Admin 0 Anim Ha, Artikel 14:42

<p style="background: white; margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 4.5pt;"><span style="color: #1c1e21; font-family: "Helvetica",sans-serif; font-size: 10.5pt;"><b>Oleh: John Lock</b></span></p><p style="background: white; margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 4.5pt;"><span style="color: #1c1e21; font-family: "Helvetica",sans-serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></p><p style="background: white; margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 4.5pt;"><span style="color: #1c1e21; font-family: "Helvetica",sans-serif; font-size: 10.5pt;"><b></b></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-dwCfhQsLL1s_zCzu4zG3Vt4MheFBMJwIyA8ZJWmMBn7s9wqRT1i-aPO3wxFlOEvMoO1X_8ZWFwmnaxGDdnENmDqPwK3S8VqWVmxqQUkqMGP6VgryKTbvJdFXcRheDrxeJXQ0-JhVNg/s800/115695931_149498176758572_5274539095035621767_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="800" height="384" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-dwCfhQsLL1s_zCzu4zG3Vt4MheFBMJwIyA8ZJWmMBn7s9wqRT1i-aPO3wxFlOEvMoO1X_8ZWFwmnaxGDdnENmDqPwK3S8VqWVmxqQUkqMGP6VgryKTbvJdFXcRheDrxeJXQ0-JhVNg/w512-h384/115695931_149498176758572_5274539095035621767_n.jpg" width="512" /></a></b></div><b>Membunuh manusia dengan tawaran pangkat, jabatan dan pakaian
dinas yang di kasih negara kepada orang Papua sudah merupakan kewajiban
penguasa penindas yang tak lazim. Membunuh orang Papua dengan segala cara itu
konteks memberikan tumbal demi kelanjutan kekuasaan terhadap kekayaan alam
Papua.</b><o:p></o:p><p></p>

<p style="background: white; margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;"><span style="color: #1c1e21; font-family: "inherit",serif; font-size: 10.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Memberi sambil membunuh, itulah
lagak kejam penguasa Indonesia yang belum mampu di cerna oleh kaum mudah Papua
sebagai trik ancaman secara menyeluruh. Situasi sedang multi krisis secara
nasional, tidak mungkin negara memperbaiki kehidupan orang Melayu apalagi orang
Papua di tengah Pandemi Corona yang sudah mencapai positif 100 ribu.<o:p></o:p></span></p>

<p style="background: white; margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 4.5pt;"><span style="color: #1c1e21; font-family: "inherit",serif; font-size: 10.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Generasi mental PNS berperilaku
naif, tidak akan membangun karakter kemandirian untuk bangsanya. Tidak akan
mungkin juga membuat perubahan dalam diri, keluarga, suku, bangsa dan tanah
airnya. Hasrat bekerja untuk uang itu ringkasan pemikiran yang terendah sebagai
manusia normal dan bermoral. Pemikiran akan mengarah pada isi perut, raga dan
tampilan, tanpa berpikir darimana kebutuhan itu bersumber.<o:p></o:p></span></p>

<p style="background: white; margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 4.5pt;"><span style="color: #1c1e21; font-family: "inherit",serif; font-size: 10.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Kecemburuan sosial, pembunuhan,
kekerasan, pengurasan, kebejatan, dalam kelas dan lingkup masyarakat sosial
yang belum mampu di selesaikan negara akan berbenturan dengan kebutuhan fisik
maupun jiwa dan mental - mental PNS. Hasil akhirnya, tenggelam dalam lubang
kesesatan (jalan buntu) yakni membuang - buang waktu, mengisi penuh kolam
penguasa yang mengalihkan isu.<o:p></o:p></span></p>

<p style="background: white; margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 4.5pt;"><span style="color: #1c1e21; font-family: "inherit",serif; font-size: 10.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Mental PNS juga tidak dapat
mempertahankan eksistensi ekologi dan demonologi manusia Papua. Manusia Papua
akan bekerja memperkuat sistim penjajahan karena objeknya saudara suku
bangsanya sendiri. Orang Papua akan memupuk konsumerisme yang panjang dan lama
jika semua aspek kehidupannya tergantung pada tangan pemerintah penguasa.<o:p></o:p></span></p>

<p style="background: white; margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 4.5pt;"><span style="color: #1c1e21; font-family: "inherit",serif; font-size: 10.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Data Statistik terbaru UMKM Papua
terlihat perbedaan drastis mengatakan toko, pasar dan kebutuhan ekonomi paling
terbesar di Papua di pegang oleh Rakyat Non Papua. Jadi secara ras kita di
rendahkan, secara ekonomi kita tersisih, secara politik kita di atur, secara
biologis kita di musnahkan. Analisis untuk memahami realitas ini tidak terdapat
dalam dunia PNS.<o:p></o:p></span></p>

<p style="background: white; margin-bottom: 4.5pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 4.5pt;"><span style="color: #1c1e21; font-family: "inherit",serif; font-size: 10.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Satu - satu jalan untuk mengubah
realitas paksaan, membentuk masyarakat baru dengan kehidupan sosial yang baik,
kemakmuran dan penguasaan utility secara utuh di Papua hanya terdapat di alam
" Papua Merdeka ", tidak ada jalan lain. Dengan syarat : Atas nama
rakyat dan bangsa Papua sebagai pemegang hak dan kedaulatan tertinggi,
dilengkapi dengan obsesi nasionalisme, itu mutlak pasti terjadi !</span></p>

Kenali Mental PNS, Budak Penjajah Enkaeri !

Oleh: John Lock Membunuh manusia dengan tawaran pangkat, jabatan dan pakaian dinas yang di kasih negara kepada orang Papua sudah merupakan k...

Baca Selanjutnya

Werene News Papua

[Widget_Title][slider2][recent][5]

Operasi TRIKORA: Pendudukan dan Agresi Militer RI & Catatan untuk Papua Baru

Posko Eksodus Nduga Se-Indonesia Mengecam Tindakan Brutal TNI-Polri Terhadap Mahasiswa Uncen

Papua Di Tengah Kontra Revolusi

Memahami Tabiat Provokasi !

Dongeng Almarhum OTSUS !

Kenali Mental PNS, Budak Penjajah Enkaeri !

[Combine][Papua Merdeka]

Populer

Labels